Inside The Rainbow

Pada kesempatan ini saya ingin sharing mengenai Culture Inovasi yang saya alami sendiri setelah bekerja 5 tahun di Telkom Indonesia, yang saya harap bisa menjadi gambaran untuk adik-adik yang masih bingung memilih apply ke perusahaan mana, ataupun bagi perusahaan lain yang penasaran bagaimana Telkom membuat environment inovasi bagi karyawannya. I must say, this is beyond my expectation . I've never imagined that BUMN could be this open minded and invest in innovation . Telkom adalah perusahaan yang menurutku sangat mendukung iklim inovasi. Bukan hanya bagi karyawannya, namun juga untuk masyarakat luas. Nanti saya akan cerita satu per satu di bawah. Telkom tahu betul, bahwa tanpa inovasi sebuah perusahaan tidak akan berkembang, dan akan kalah dengan perkembangan zaman. " Disruption is a must" . Cara kerja harus lebih cepat, lebih agile, transformation to digital mindset selalu dikampanyekan oleh perusahaan. Semuanya ini tentu saja sangat tergantung pada leader . Puji Tuh

Hi, I'm back ! Alright, lanjut ke pembahasan kita hari ini yak.. Tahapan tes GPTP Telkom ini seperti postinganku sebelumnya adalah sebagai berikut: disclaimer: tahapan ini adalah sesuai pengalamanku saat GPTP-3 tahun 2016. Setiap tahun Telkom melakukan enhancement proses seleksi sehingga bisa saja punya perbedaan dengan tahun sebelumnya. 1. Seleksi Administrasi : disini seperti biasa, kita disuruh melengkapi data-data pribadi seperti biodata, IPK, TOEFL, prestasi, sertifikat yang didapatkan, dan sebagainya untuk saringan pertama. Ini hal yang sangat wajar dilakukan oleh perusahaan-perusahaan untuk menyaring begitu banyak kandidat. Sebagai informasi, dalam 1x rekrutmen peminat yang apply di Telkom mencapai angka puluhan ribu orang, tapi tak perlu khawatir yang penting isi biodata dengan lengkap (dan niat ya), IPK masih di atas 3, dan TOEFL di atas 500. Tambahkan setiap prestasi dan organisasi yang pernah kamu ikuti juga untuk menunjang ya. 2. Seleksi Tahap I (Online Assesment):

Experience is the Best Teacher Yup. Pengalaman itu adalah guru yang terbaik. Dan supaya pengalamanku juga berguna untuk teman-teman semua, maka aku memutuskan untuk posting tentang proses pencarian pekerjaanku yang penuh lika-liku ini (yeay!) Aku sadar, persaingan ke dunia kerja itu ketat banget, dan sukses hanya datang kepada mereka yang siap (mengutip dari tema Career Days UGM waktu dulu panitia) maka segala sesuatu harus dipersiapkan dengan baik. Sejak wisuda S1 Agustus 2015, aku langsung apply ke banyak perusahaan yang buka lowongan. Meskipun masih lanjutin kuliah Fasttrack S2-ku 1 tahun lagi, tapi aku berdoa supaya dapat pekerjaan sebelum lulus, atau setidaknya gunakan waktu yang ada untuk ikut tes sehingga punya banyak pengalaman. Practice makes Perfect! Ini daftar perusahaan yang aku apply: Samsung : Pertama kali merasakan interview masuk kerja itu ya di Samsung ini... haha.. Datang telat karena pas ada kegiatan sebelumnya. Pas dateng, peserta lain udah pada mulai tes

Tak dapat dipungkiri, sekarang adalah era Big Data dimana data dapat ditemukan dimana-mana, dan setiap detik terus bertambah dalam jumlah ( Volume ), kecepatan ( Velocity ) dan jenisnya ( Variety ). Hal ini dikenal dengan 3V, yang pertama kali diperkenalkan oleh Doug Laney pada tahun 2001 melalui laporan penelitiannya [1] . Twitter merupakan media sosial yang populer, setiap detik ada beribu-ribu tweet (istilah pesan Twitter) yang di posting dan membentuk Big Data. Melalui Twitter API kita dapat melakukan crawling data dari seluruh dunia secara real-time mengenai suatu kata kunci. Dalam postingan ini saya akan membahas cara melakukan data mining (penambangan data) Twitter menggunakan tools Big Data yaitu Elasticsearch, Logstash dan Kibana. Alur sistem dimulai dari pengambilan data Twitter dari Twitter API, ditangkap oleh Logstash. Logstash kemudian meneruskan data tersebut ke Elasticsearch yang merupakan tempat penyimpanan data dan search engine yang berdiri di atas Apach

Pada postingan ini saya ingin berbagi sedikit pengalaman masa-masa kerja praktek di Solusi 247. Solusi 247 atau disingkat S247 adalah perusahaan penyedia IT Solution dari Indonesia. Sebagai seorang anak bangsa, saya bangga Indonesia memiliki perusahaan IT yang telah berkembang pesat seperti S247. Seperti namanya, S247 menyediakan solusi selama 24 jam 7 hari atau “nonstop”. Karena layanan IT dibutuhkan setiap saat, selayaknya dokter dan pemimpin agama yang bisa dipanggil kapan saja, maka S247 pun aktif hingga hari Minggu. Saya mengenal perusahaan ini pertama kali di kampus tercinta saya, Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Saat itu di tahun ketiga perkuliahan saya, saya sedang ingin mendalami Hadoop. Jika teman-teman pernah mendengarnya, Hadoop adalah tool Big Data yang dikembangkan dari Google. Hadoop adalah tool opensource yang powerful . Jika kebanyakan basis data saat ini masih menggunakan RDBMS ( Relational Database Manag

Hari-hari dalam bulan Juli-Agustus 2014 ini berbeda dengan keseharianku di kampus JTETI Fakultas Teknik UGM. Ini karena aku pergi meninggalkan zona nyaman di Jogja dan berangkat mengabdi melayani masyarakat dalam program KKN-PPM UGM (Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada). Spanduk Utama KKN kami Lokasi KKN adalah Desa Ginolat, Kecamatan Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Wooow! biasanya orang akan langsung berkata,"how far!" Tak salah memang, Samosir jauh dari Jogja, apalagi dari Manado (tempat asal) hahaha.. Lalu mengapa saya berani KKN disana? itu cerita yang panjang, mungkin akan saya bahas di postingan selanjutnya. Tetapi yang saat ini ingin saya bagikan adalah, KKN itu tidak selalu menjadi sangaaat menarik, karena bisa jadi itu adalah mimpi buruk, tergantung sikap kita menghadapinya di lapangan. Ada orang yang sudah lama kita kenal di kampus dengan karakter baik, setelah KKN (tinggal di basecamp