Learn From Ants

Beberapa hari yang lalu..
Entah kenapa aku ingin sekali beli minuman dingin, meskipun tahu aku sedang batuk. Aku memutuskan untuk membeli sesuatu sepulang kuliah di mini market dekat kost. Mataku terhenti pada sebuah minuman sekaligus makanan yang menyegarkan. Sesuatu yang selalu aku sukai waktu kecil; dan aku kecil itu akan sangat senang bila dibelikan itu oleh orangtuaku. Yapppp that special thing called: "Nata de Coco" hehe... Serasa ingin mengenang masa kecil, aku akhirnya memutuskan membelinya. :)

And theeeeen .. aku tidak berhasil menghabiskannya, dia dingin, dan aku takut batukku tambah parah. Tanpa kusadari, aku membiarkannya terbiar di meja belajar tanpa ditutup. Saat itu benar-benar capek dan tertidur ..ups
Begitu bangun, oohh tiddaak T-T nata de coco ku bersemuttt :(
Sambil duduk santai di lantai, ku keluarkan semut itu satu persatu..
Lalu aku mulai bertanya dalam hati
Mengapa semut-semut ini begini? Mereka bekerja keras, Tuhan pun mengatakan untuk memperhatikan semut yang rajin bekerja. Mengapa mereka bekerja keras tapi harus mengakhiri hidupnya di nata de coco-ku? Sebuah minuman manis yang baru beberapa saat datang ke kosanku. Mengapa?
Apakah manisnya nata de coco sangat berarti bagi mereka? Ada semut yang mati karena tidak bisa berenang namun memaksakan diri menuju kubus-kubus coco yang lebih manis daripada airnya. Kurang cukupkah manisnya kuah itu? Tidak dapatkah mereka sedikit berpikir tentang berharganya kehidupan itu?

Aku tercengang, mendapatkan fakta dunia ini.. Manusia yang dikaruniai akal budi , dapat berpikir, mahluk yang termulia pun sering kali bertindak sama seperti semut ini. Kita bekerja keras, sungguh-sungguh.. namun tidak sedikit yang mengakhiri hidupnya hanya karena kesenangan sesaat. Masih kurangkah anugerah Tuhan? masih kurangkah kasih karuniaNya? Kita diberikan kehidupan, teman-teman, sukacita, dilindungi, diselamatkan! Aku tidak mau mengecewakan Tuhan yang telah memberikan hidupNya menebus hidupku. BagiNya aku sangat berharga... Dan menghadapi kenyataan bahwa aku malah seringkali tidak memperdulikan diriku, sebaliknya terus menyalahkan diriku tentang banyak hal; apakah aku telah berbuat hal yang benar?
Sekalipun aku telah berusaha sekuat tenaga di rentang waktu tertentu, namun pada akhirnya membuatNya kecewa, maka apalah arti hidupku ini?
Tapi Tuhan menginginkan proses untuk kita lalui, dimana kita jatuh bangun, terus belajar untuk semakin menjadi serupa denganNya. Tuhan Yesusku berjanji selalu ada disampingku, melalui berbagai proses ini.
Dia kekuatanku, dan aku bangga mengenalNya.. Bapaku, Allahku, Sahabat sejatiku ... :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Kerja Praktik di Solusi 247

Great People Trainee Program (GPTP) Telkom

Perjalanan Panjang to be a Telkomers